19 Januari 2009

Tempat Terindah Ungu

Ungu

KENANGAN NOMADEN

Anda pasti tak asing lagi dengan tembang Demi Waktu yang dibawakan band Ungu. Bersamaan single itu, albumnya yang bertitel Melayang, terjual lebih dari 300 ribu kopi. Rekor setelah sekitar 10 tahun Ungu berkecimpung di blantika musik Indonesia.
Perjalanan Ungu mendapat deal rekaman memang terjal dan berliku. Seperti kebanyakan band, Ungu pun sering ganti personel. Makki (bas), Pasha (vokal), Enda (gitar), dan Rowman (dram) merasakan hal itu.

Seperti di tahun 2000, mereka harus susah payah mengumpulkan uang demi membiayai bikin master lagu yang terhitung mahal. "Zaman dulu, kan, rekaman belum semudah sekarang. Studio masih mahal, medianya masih pita dan orang-orangnya juga tertentu. Makanya kami harus ngumpulin duit bareng-bareng," jelas Makki, salah satu pencetus berdirinya Ungu.

Untuk mengejar impiannya Makki sampai hengkang dari pekerjaannya sebagai konsultan manajemen. Makki tak menyesal dengan keputusannya itu. "Ungu adalah sesuatu yang aku cita-citain sejak kecil hingga akhirnya direstui keluarga dan bisa jadi mata pencaharian," tutur Makki.

Rowman juga curhat masa-masa berat yang harus dilewati. "Karena aku udah berkeluarga jadi lebih ekstra lagi ngumpulin duit. Dulu sebelum album ini (Melayang) keluar, rasanya susah banget nyari duit."

Anang Hermansyah yang berjasa memperkenalkan Ungu ke seorang produser. Kali ini sang produser tertarik dengan materi-materi Ungu.

Pada tahun 2000, dua lagu Ungu yang bertitel Bunga dan Hasrat masuk album kompilasi. Kemudian, Ungu pindah ke label Hemaswara Records. Di bawah Hemaswara, Ungu menelorkan dua album, Laguku (2002) dan Tempat Terindah (2003). Pada tahun 2003 juga Oncy masuk sebagai gitaris Ungu.

Kedua album Ungu tadi ternyata kurang meledak di pasaran, dan sempat membuat mereka down. "Kami sempat mikir, kok enggak berhasil-berhasil. Hari rasanya terlewati lama banget. Sementara kasarnya kami udah enggak bergantung sama siapa-siapa lagi, kami benar-benar sendiri dan hidup dalam pergaulan. Istilahnya nomaden, tinggal di rumah teman, nempel sana-sini. Pernah ngalamin yang esok harinya enggak jelas mau makan apa," papar Pasha.

Untunglah Ungu pantang menyerah. Album Melayang menjadi titik balik. Ungu mampu merebut hati penggemar. Padahal mereka tak memprediksi album itu bakal sukses. Sebab, menurut Pasha, Ungu didera dilema saat akan meluncurkan Demi Waktu. "Karena orang sudah terlalu nge-judge Ungu sebagai band riang, ABG, dan musik-musik upbeat," ungkapnya.

Kesuksesan Melayang ditanggapi dengan bermacam-macam oleh personelnya. Buat Enda dan Pasha keberhasilan ini sebagai bonus. Pasalnya, Ungu sudah terbiasa dengan hal yang biasa saja. "Kalau sekarang kami dihadapkan dengan jadwal yang seabreg dan penjualan kaset yang lumayan lancar, itu sebuah bonus," ucap Enda.

Sementara Makki justru merasa ngeri menghadapi kesuksesan Melayang. "Mempertahankan, kan lebih susah daripada ngejar. Kami mungkin dulu enggak merasa susah karena kami tertawa terus karena memang harus dibawa tertawa. Waktu itu prinsipnya ngalir aja, enggak mau buru-buru atau ngoyo."

Yang pasti, Ungu berharap mengikuti jejak band-band senior yang bisa bertahan lama. "Kami udah pernah mengalami tur dimana kami harus nyetir sendiri ke daerah-daerah seperti Surabaya dan Malang. Kami ngalamin dibayar 500 ribu, ditolak label, diketawain penonton. Jadi, setelah kami semua berlima secara sadar milih ini sebagai karier, misi dan visinya pengin karier yang panjang," harap Makki

Sejarah Ungu

Alkisah tahun 1996, ada segerombolan anak muda sedang iseng-iseng berkumpul di sebuah studio di bilangan Tebet. Awalnya mereka datang dengan band-nya masing-masing, tapi karena sering ketemu, jadilah mereka sering ngobrol sampe nge-jam bareng. Acara nge-jam bareng ini nggak berakhir di studio latihan aja, tapi juga ke panggung-panggung 17an dan pensi-2 sekolah di seputaran Tebet. Namanya band manggung, musti punya nama dong… jadilah Ungu. Kenapa Ungu? Kenapa nggak? (ini jawaban paling standard dari mereka kalau ditanya kenapa namanya Ungu). Yang jelas sih mereka mencari nama yang sederhana dan mudah diingat.

Setelah berkarir di seputaran Tebet, mulailah tawaran-tawaran manggung berdatangan sampai akhirnya personil Ungu berguguran karena dibajak band lain lah, karena harus kuliah lah dan sebagainya. Proses gonta ganti personil ini berlanjut cukup lama dan cukup sering. Sekitar sembilang kali kurang lebih. Salah satu mantan personil yang sekarang dikenal sebagai penyanyi solo adalah Ariyo, sebelum bergabung dengan SOG (Iya! Ariyo yang itu!)

Sejak awal manggung, Ungu sudah mulai membawakan lagu2nya sendiri. Mulailah beberapa orang terdekat mereka menyarankan agar mereka mencoba menawarkan lagu2 tersebut ke perusahaan recording untuk bikin album. Pada tahun 2000, Ungu ditawarin untuk mengisi sebuah album kompilasi di Warner Music Indonesia. Bersama Lakuna, Borneo, Piknik dan Energy (bukan Energy yang dari Taiwan itu yah!) masing-masing menyumbangkan dua buah lagu untuk album kompilasi KLIK. Dua lagu Ungu judulnya Hasrat dan Bunga. Saat kompilasi ini pun personil Ungu belum seperti komposisi saat ini.

Punya dua lagu dalam album kompilasi ternyata jadi pemicu mereka untuk bikin lagu lebih banyak lagi dan berharap dapat membuat album penuh. Setelah muter-muterin ibukota yang kejam ini untuk mencoba memperdengarkan lagu-lagu mereka ke berbagai label, akhirnya mereka bertemu sekelompok orang yang menamakan dirinya BAR & Co. BAR & Co. ini tertarik pada materi lagu Ungu dan bersedia menjadi Producer untuk album penuh Ungu dan akhirnya nyangkutlah Ungu di Hemaswara/Musica Group.

Setelah proses yang panjang dalam rekaman dan bahkan harus kembali kehilangan personil, album pertama Ungu dirilis tanggal 6 Juli 2002. Album yang diberi judul Laguku ini mengemas 12 lagu yang bervariasi. Begitu seriusnya mereka ingin tampil total, Ungu meminta Mas Sawung Jabo untuk membuatkan aransemen untuk strings section yang kemudian digarap oleh Banyu Mili, strings section dari Jogjakarta.

Nggak disangka juga bahwa single pertama, Bayang Semu, yang juga jadi soundtrack sinetron ABG, membawa Ungu ke berbagai kota di Indonesia untuk mengadakan live performance. Sejak album itu beredar, Ungu sudah tampil di hampir 100 panggung di seluruh Indonesia.

Perjalanan tour mereka nikmati benar, tapi nggak kerasa juga bahwa deadline album kedua semakin dekat. Sambil tour, ntah di bis, di pesawat, maupun di kapal ferry, Ungu nyempetin genjreng-genjreng untuk bikin lagu. Curhatan-curhatan ala cowok pun bisa jadi inspirasi lagu. Gak bisa dipungkiri, seringnya mereka pergi keluar kota membuat beberapa orang diantaranya jadi diputusin pacarnya. Sedih memang, tapi itu jadi sumber inspirasi yang gak ada habisnya.

Oya, inget dong kalo dulu Ungu berempat. Nah, karena setiap manggung Ungu selalu butuh gitaris tambahan, maka ada beberapa orang gitaris yang pernah mengisi kekosongan itu, sebut saja Ari Rasa dan Onci eks Funky Kopral. Ntah sama gilanya atau karena memang selera musiknya sejalan, akhirnya Onci meng-iyakan waktu ditawari untuk bergabung sebagai anggota kelima Ungu.

Kalau proses rekaman album pertama cukup panjang, maka proses rekaman album kedua Ungu bisa dibilang sangat singkat. Cuma dalam waktu 3 minggu semua materi sudah harus kelar diaransemen dan direkam. Kerja keras? Iya banget! Ungu jadi sering tidur di Hijau studio di bilangan Radio Dalam dan telat makan. Efeknya? Jangan ditanya… beberapa dari mereka langsung terkapar sakit. (Hmm.. masih lumayan gak sempet ada yg masuk rumah sakit kayak Pasha waktu rekaman album pertama).

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Kelar juga album kedua ini dan diberi judul sesuai harapan mereka, (menuju) Tempat Terindah. Masih nggak pelit, tetep ngasih 12 lagu. Malah di kemasan CD ada bonus versi akustik lagu Suara Hati dan VCD behind the scene making the video single pertama di album ini, Karena Dia Kamu.

Apa bedanya dengan album pertama? Kamu yang tentukan! Selamat menikmati musik Ungu…..


TENTANG NAMA

Ungu adalah sebuah warna. Ungu dipilih karena simpel tetapi berkesan megah. Jika digali lebih dalam, maka warna Ungu yang indah ini terdiri dari beberapa warna yang digabungkan. Demikian juga dengan band ini, beberapa musisi bekerja sama dan menghasilkan musik yang indah.

TENTANG BAND

Dibentuk pada September 1996, Ungu telah beberapa kali mengalami perubahan. Ungu menempatkan diri sebagai sebuah rumah, dimana penghuninya telah berganti-ganti seiring waktu, dan saat ini ada empat orang yang sedang tinggal di dalamnya. Walau demikian, Ungu tetap menghargai pendahulu-pendahulu yang ikut membesarkan Ungu. Lagu-lagu yang telah dicipta mereka semasa berada di Ungu, tetap dipergunakan karena lagu-lagu tersebut adalah merupakan cikal bakal Ungu.

TENTANG MUSIK

Musik Ungu menggabungkan gitar, bas, drum dan vokal menjadi 12 lagu beraliran pop progresif dengan sedikit unsur rock dalam album ‘Laguku’ ini. Niat serius Ungu membuat album ditunjukkan dengan mengundang seorang musisi senior Indonesia, Sawung Jabo, untuk membantu membuat aransemen strings pada tiga buah lagu yaitu ‘Laguku’, ‘Maafkanlah’ dan ‘Embun Hati’. Strings section pada album ini diisi oleh Banyu Milli dari Jogjakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar